Satu jam tak terasa ane tertidur. Lantas ane
langsung pergi ke amar mandi untuk berwudhu. Agar mata terasa segar. Dan ane
inget penjelasan ustad ane, tentang 3 setan yang mengikat kita saat kita
tertidur. Dan bisa terbuka ikatannya kalau kita saat bangun tidur membaca doa
bangun tidur, ikatan kedua akan lepas setelah kita berwudhu, dan yang ketiga
akan lepas jika kita shalat. Jadi ane meutuskan untuk sekalian shalat dhuha
dulu sebelum melanjutkan membaca.
Setelah
shalat duha ane langsung membuka kembali buku yang tadi ane baca. Yaitu rahasia
surat al fatihah. Ane mulai membaca pada bab ta’awudz.
Saat shalat
maupun diluar waktu shalat orang yang membaca Al Qur’an memulainya dengan
bacaan “a’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim.” Jika bacaan ini ditambah
dengan sejumlah sifat Allah yang suci dan agung , seperti seorang mengucapkan “a’udzubillaahissam’il
‘alimi minasysyaithaanirrajiim”, maka ia tidak tergolong orang bodoh. Keterangan
tentang tambahan pernyataan ini datang dari hadis dan sejumlah bacaan wirid.
Imam Syathibi pernah mengatakan,” jika kamu menambah sifat Tuhanmu dengan sifat
yang suci tatkala menyebutnya, kamu bukan termasuk orang bodoh.”
Dengan
kata lain, jika antum membaca ta’awudz seraya menambah sejumlah sifat
Allah,seperti “a’udzubillaahissam’il ‘alimi minasysyaithaanirrajiim” atau
dengan dengan mengucapkan “ a’udzubillahil hayyul qayyum
minasysyaithaanirrajiim “ maka antum buan bukan termausk orang yang bodoh.
Semua bacaan ini diperbolehkan. Namun ada baiknya antum mengikuti bacaan yang
telah ditentukan. Adapun bacaan Ta’awudz ada dua macam,
Pertama
“a’udzubillaahissam’il ‘alimi minasysyaithaanirrajiim”, sebagaimana
keterangan yang datang dari Al Qur’an.
Kedua,”
a’udzubillaahissam’il ‘alimi minasysyaithaanirrajiim min hamzih wa nafkhihi
wa naftsirihi.”
Hamzisysyaithaani
berarti “gila”, atau bisa diartikan “skit yang menyebabkan penderitaan tercekik
lehernya”. Nafkhihisysyaithaani berarti,” sifat takabur “. “ Naftsirihi
sysyaithaani berarti, tali atau buhul tapi yang dikehendaki adalah perkara
bathil”. Demikian adalah keterangan dari hadit.
a’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
“
Audzu”berarti,” aku berlindung,
ingin kembali, dan ingin terjaga”. “ Billaahi” berarti “ kepada Allah,sesembahan yang benar,
dan aku tidak menyembah Tuhan kecuali kepada-Nya. “ minasysyaithaanirrajiim”
berarti,” berlindung dari kejahatan setan yang dijauhkan dari rahmat
Allah. Baik setan dari golongan jin
maupun setan yang menjelma dalam diri manusia. Karena, setan jenis itu bisa
mendatangkan ancaman bagi jiwa, berbuat jahat terhadap agamaku, berusaha
memalingkan diri kita dari ketatan mengerjakan perbuatan yang dibenci Allah,
Tuhan yang kita sembah.
“a’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim”
dilafalkan ketika seseorang mulai membaca Al Quran, karena pada saat itu setan
datang menghampiri kemudian berusaha memalingannya dari mentadaburi ayat Al
Qur’an. Setan pun menggodanya agar tidak bisa berkodentrasi atas apa yang
dibacanya. Inilah jenis kejahatan yang dilakukan oleh setan. Oleh karena itu,
seseorang memerlukan perlindungan Allah dari kejahatan.
“
Audzu”berarti,” aku berlindungkepada
Tuhan yang benar, tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia. Dialah Tuhan
yang berhak kita sembah, dan kita persembahkan semua ibadah kita semata-mata
untuk Dia.
Inilah makna
tauhid yang terdapat dalam haits tersebu. Kepada Allah, kita menggantungkan
semua uruan kita, bertawakkal kepada-Nya, berlindung kepada-Nya, memohon
kebaikan dari-Nya, dan memohon kepada-Nya agar dijauhkan dari segala segala
kejahatan. Demikianahlah Allah SWT, zat yang menguasai segala sesuatu.
Tafsir “Asysyaithaan” dalam
Perspektif Bahasa
Menurut
seorang ulama, sesungguhnya Asysyaithaan berasal dari kata “ Syathana “ yang berarti, “jauh”. Jadi secara
bahasa, asy-syaithaani berarti,”
jauh dari kebaikan”. Maka orang yang jauh dari kebaikan disebut setan. Atau asy-syaithaani
bisa pula berarti,” jauh dari sesama
jenisnya”. Maka nama lian untuk ibis bisa disebut setan Jadi, jika asy-syaithaani
disebut, berarti hendak
menegaskan iblis. Sementara itu, ada dua jenis setan, yaitu setan dari golongan
manusia dan setan dari golongan jin. Sesungguhnya, setan dari golongan manusia
dan dari golongan jin jauh dari kebaikan.
Pada dasarnya bisa juga
menyatakan tentang makhluk yang jauh dari kebenaran, seperti iblis dan anak
keturunannya yang mengikuti jejaknya. Terkadang pula, secara serapan, asy-syaithaani
bisa dipakai untuk menyatakan sosok
manusia yang mengikuti jejak setan. Oleh karena itu, Allah SWT menyuruh manusia
agar berlindung kepada-Nya dari hasutan setan.
Tafsir “ Arrajiim “
Arrajiim adalah sifat yang disandang oleh setan.
Karena sifat itulah, anda bisa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk. Secara bahasa, Ar-Rajiim
berarti Ar-Ramyu “ melempar
“ baik dengan ucapan maupun perbuatan. Ar-Ramyu disini bisa diberlakuan
baik dalam urusan pembunuhan, praduga, maupun perkataan yang dilontarkan tanpa
adanya keterangan atau bukti. Jadi, Minasysyaithaanirrajiim pada
dasarnya adalah setan yang dilempar dan
dijauhkan dari kebaikan.
“
Tebal juga ni buku.
“
Allahuakbar Allahuakbar.... ( Adzan berkumandang)
“ Wah udah adzan dzuhur aja, ni buku belom hatam.
Yasudahlah lanjut setelah shalat saja. Semua buku yang ada di perpustakaan
tidak boleh dibawa ke kamar, jadi ane terpaksa tidak membawanya ke kamar. Dan
harus ditata dengan rapih di tempat semula. Ane pun bergegas pergi ke mushallah
untuh shalat dzuhur berjama’ah. Dan ane akan lanjutkan membacanya setelah makan
siang. Masih banyak rahasia yang terkandung didalam surat Al Fatihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar